Senin, 05 Juni 2017

HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN ILMU LAINNYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Keilmuan dakwah dewasa ini semakin intens dibicarakan diberbagai forum baik dilakukan melalui seminar maupun kajian didunia akademis. Pembahasan ilmu dakwah ini sering dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu kainnya. Bisa dilihat dalam pembahasan keagamaan terdapat beberapa ilmu yaitu tafsir, hadits, fiqh, filsafah, nahu dan saraf. Dakwah secara praktis senantiasa melibatkan keilmuan lain seperti sosiologi, psikologi, antropologi, hukum, pendidikan dan sejarah. Sementara dalam sperpektif dakwah, individu atau masyarakat adalah berfungsi sebagai subjek dan objek dakwah. Oleh karena itu, secara makro, eksistensi dakwah senantiasa bersentuhan dan bergelut dengan realitas sosio-kultural yang mengitarinya. Konsekuensi dari pengumulan dakwah itulah yang menyebabkan ilmu-ilmu lain diperlukan dukungannya bagi pengembangan dakwah sebagai suatu disiplin ilmu. Mengingat begitu kentalnya ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu lainnya, maka dalam tulisan ini dicoba untuk menarik titik singgung atau korelasi diantara keilmuan dakwah dengan bidang keilmuan lainnya. Dengan tujuan agar ilmu dakwah dapat menjawab dan berdaya guna dalam mengatasi berbagai problematika hidup manusia dengan segala tantangan yang dihadapinya. Dengan kata lain agama benar-benar menjadi rahmat bagi sekalian alam. Ilmu dakwah sebagai salah satu cabang ilmu agama islam, dalam operasionalisasinya berpijakm pada landasan agamawi di satu pihak dan realitas sosio-kultural di pihak lain. Karena itu Ilmu dakwah berat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Sebaimana terlihat dalam uraian berikut ini.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu dakwah ?
2.      Bagaimana hubungan antara ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu lainnya ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu dakwah

Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu dakwah, yaitu:

1.      Ilmu Psikologi
2.      Ilmu Konseling
3.      Ilmu Komunikasi
4.      Ilmu Penyuluhan
5.      Ilmu Sosiologi

B.     Hubungan Ilmu Dakwah dengan Ilmu-ilmu lainnya

1.      Ilmu Psikologi

Psikologi islam adalah kajian tentang islam yang dilihat dari pendekatan psikologis. Substansi keilmuannya diturunkan dari alquran, assunnah, dan pemikiran para ulama islam yang dalam hal ini juga berkaitan dengan ilmu dakwah untuk kemudian dikaji, dianalisis, dan diteliti melalui pendekatan psikologis.[1]
            Ilmu ini berkaitan dengan proses mental baik normal maupun tidak. Dan pengarunya pada perilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Sehingga seorang dai perlu mengetahui tentang psikologi untuk dapat mengerti keadaan seorang pendengar , sehingga nyaman dalam menyampaikan materi dan untuk mengetahui jenis dan sifat manusia yang sedang dihadapi.


2.      Ilmu Konseling

Agama sangat menyentuh iman, taqwa, dan akhlak. Jika iman kita kuat maka ibadah kita akan lancar, termasuk berbuat baik terhadap sesama manusia, karena terbentuk akhlak yang mulia. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu konseling yaitu dalam kita menangani sebuah pemecahan masalah kita harus selalu menggunakan metode-metode dakwah, dengan penuturan yang lembut dan menggunakan bahasa agama. Agar orang yang mempunyai masalah tersebut terasa senang dan tentram saat berbicara dengan yang menangani.
Dalam hal itu, perlu ditegaskan bahwa masalah-masalah yang menjadi objek garapan konseling adalah masalah-masalah psikologis, bukan masalah fisik. Masalah fisik ini diserahkan kepada bidang yang relevan, misalnya kedokteran. Jadi, dalam kasus tertentu yang melibatkan fisik, terlebih dahulu ditangani fisiknya oleh dokter, baru kemudian masalah psikologisnya ditangani oleh konselor.
Kegiatan dakwah adalah kegiatan yang membimbing umat manusia untuk melaksanakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran, tentu ilmu konseling mempunyai andil yang besar bagi ilmu dakwah. Metode-metode yang dapat dipakai dalam ilmu dakwah adalah ilmu-ilmu yang digunakan dalam metode konseling. Ketika masyarakat mengalami goncangan batin, maka persoalannya dapat diselesaikan melalui metode konseling dan pendekatan keagamaan salah satu metode ilmu dakwah.

3.      Ilmu Komunikasi

Kegiatan dakwah adalah suatu kegiatan komunikasi. Dimana dai mengkomunikasikan pesan kepada mad’u, perorangan atau kelompok. Secara teknis dakwah adalah komunikasi antara dai dengan mad’u. Semua hukum yang berlaku dalam komunikasi berlaku juga dalam dakwah. Dakwah juga dapat melalui komunikasi seperti berdakwah khitobah, tabligh akbar, media massa, dan jejaring sosial media.
Dalam hal ini, dakwah ditinjau dari segi komunikasi, merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan berupa ajaran islam yang disampaikan secara persuasive, dengan harapan agar komunikasi dapat bersikap dan berbuat amal shalih sesuai ajaran yang didakwahkan. Pada konteks inilah kemunculan mubaligh-mubaligh ternama yang dipopulerkan melalui media massa (terutama televisi).
Dalam surat an-Nur ayat 55, menjelaskan keilmiahan proses dakwah tersirat dalam ayat tersebut, bahwa landasan pokok dakwah adalah iman dan amal saleh yang berlandasan ilmu pengetahuan, sedangkan dasar pelaksanaannya adalah pengelihatan, logika, dan kebenaran. Dakwah islamiah bermakna dakwah sebagai ilmu pengetahuan dan dakwah sebagai proses kerja. Dapat dipahami bahwa dakwah islamiah itu pada prinsipnya merupakan “ komunikasi yang islami “, atau dengan kata lain dakwah islamiah merupakan ilmu pengetahuan yang berakar pada ilmu komunikasi dengan sifatnya yang islami.[2]

4.      Ilmu Penyuluhan

Secara umum, istilah penyuluhan dalam bahasa sehari-hari sering digunakan untuk menyebut pada kegiatan pemberian penerangan kepada masyarakat. Baik oleh lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Terlihat dari pengertian ini, arti penyuluhan ini lebih luas, maka untuk menjaga kerancuan biasanya ada yang tetap menggunakan istilah konseling saja untuk hal yang khusus (didunia pendidikan atau lembaga pelayanan konseling) dan penyuluhan untuk aktivitas umum.
Berkaitan dari pada ini, ilmu dakwah sangat berperan dalam membantu jalannya proses penyuluhan. Dengan adanya ilmu dakwah, penyuluhan dapat berlangsung sistematis, sehingga penyuluhan itu bisa memberikan materi-materi tentang dakwah.

5.      Ilmu Sosiologi

Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, Negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. Hubungannya dengan ilmu dakwah adalah saling membagikan informasi atau mensosialisasi ilmu pengetahuan terhadap masyarakat.[3]
Agama islam tidak melupakan hakekat manusia, yang selalu berbeda-beda kemampuan dan pembawaanya dalam mencapai yang lebih baik menurut apa yang dicitacitakannya. Maka sifat pendekatan dakwah islamiah berkisar pada :
1.      Bersifat informasi
Tidak bisa disangkal lagi bahwa komunikasi sangat besar peranannya dalam pembentukan kelompok masyarakat. Demikian pentingnya, sehingga William Albig ( 1956 ) selaku pakar komunikasi menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari proses sosial. Jelasnya Albig menyatakan bahwa: “Communication is the fundamental of social process”. Kiranya kita dapat menyimpulkan bahwa lahirnya kelompok dalam masyarakat adalah karena adanya komunikasi yang bermuara pada terbentuknya sistem sosial.




2.      Bersifat mendidik
Selain informasi, dakwah islamiah juga bisa bersifat mendidik, membentuk kepribadian umat manusia yang Islami. Pembentukan kepribadian dimaksud tidak terbatas pada masalah-masalah yang berhubungan dengan ibadah saja, melainkan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti masalah etika.
3.      Bersifat membimbing
Selain bersifat informasi dan mendidik, dakwah islamiah juga bersifat membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk kepada manusia tentang kelemahan pemahamannya terhadap sesuatu. Mengenal lemahnya manusia dalam memahami suatu masalah.[4]
                        Pendekatan dakwah dengan cara demikian memiliki hikmah tersendiri bagi objeknya, yaitu dengan mengemukakan alternatif yang menimbulkan kesadaran objek dakwah lebih mudah ketimbang dengan cara lain. Melalui pendekatan demikian, objek dakwah merasa memperoleh bimbingan, bahkan memperoleh kesempatan yang luas untuk berpikir dan merenungkan “ Apakah benar tindakan yang dilakukan ini mengandung kebaikan atau tidak “.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Ilmu Dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntutan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui/ melaksanakan suatu ideology, agama, pendapat/ pekerjaan tertentu. Ilmu dakwah sebagai cabang ilmu agama islam, dalam operasionalisasinya berpijak pada landasan agamawi di satu pihak dan realitas sosio kultural di pihak lain. Karena itu ilmu dakwah berat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.


DAFTAR PUSTAKA


Ma’arif, Bambang Saiful. 2015. Psikologi Komunikasi Dakwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Suhandang, Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumadiria, Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

http://wwwdeviqomalasari.blogspot.com/2016/02/


[1] Dr. Bambang Saiful Ma’arif, M.Si., Psikologi Komunikasi Dakwah, Bandung, 2015
[2] Drs. Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah, Bandung, 2013, hlm 12-13
[3] http://wwwdeviqomalasari.blogspot.com/2016/02/
[4] Drs. Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah, Bandung, 2013, hlm 159-162


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS-TUGAS PENYULUH DALAM PROSES KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang         Di era sekarang ini, pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanak...