Senin, 05 Juni 2017

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Telah diketahui bahwa manajemen terus berkembang hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Manajemen adalah suatu bentuk praktik yang pernah dilakukan oleh beberapa organisasi di masa lampau ( tepatnya pada era prasejarah ) tetapi memiliki suatu disiplin akademik baru. Sejak itu, pengetahuan tentang manajemen tumbuh dan berkembang secara pesat dan cepat.
Pertumbuhan pengetahuan manajemen berkembang secara tidak berurutan yang didasarkan pada fokus tertentu. Karena, pengetahuan manajemen datang dari aneka ragam latar belakang akademis yang berbeda, sehingga memunculkan bermacam prespektif teoritis, dan tidak ada teori manajemen yang berlaku umum, karena pengetahuan manajemen berisikan beberapa persaingan dengan berbagai prespektif yang bersifat parsial teoritis. Pada makalah ini, akan menjelaskan tentang faham/ aliran manajemen dan administrasi, bapak ilmu manajemen dan teori manajemen modern, dan pionir -pionir manajemen.
Tinjauan ini diharapkan agar dapat memudahkan pembaca  untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan pemikiran manajemen guna memahami disiplin manajemen.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja faham/ aliran manajemen dan administrasi ?
2.      Siapakah bapak ilmu manajemen ?
3.      Bagaimanakah teori manajemen modern ?
4.      Siapakah pionir – pionir manajemen ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Faham/ Aliran Manajemen dan Administrasi
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer, yaitu orang yang menjalankan fungsi manajemen. Manajer dalam mengelola otoritasnya tanpa menggunakan teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah firasat dan harapan sehingga hasilnya tidak akan memberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
Ellen A. Benowitz, seperti halnya Stephen P. Robbins, melakukan pemetaan atas perkembangan pemikiran manajemen. Benowitz membaginya ke dalam 5 kategori perkembangan pemikiran yaitu: (1) Classical School of Management (Aliran Manajemen Klasik), (2) Behavioral Management Theory (Teori Manajemen Perilaku), (3) Quantitative School of Management (Aliran Manajemen Kuantitatif), (4) Contingency School of Management (Aliran Manajemen Kontijensi), dan (5) Quality School of Management (Aliran Manajemen Kualitatif). Masing-masing tahap perkembangan pemikiran tersebut masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-sub pemikiran seputar manajemen.[1]

a.       Aliran Manajemen Klasik
Teori manajemen klasik terbentuk sebagai upaya menemukan cara terbaik untuk memanajemen dan mengerjakan pekerjaan. Aliran Manajemen Klasik (Classical School of Management) terdiri atas dua cabang: Aliran Saintifik Klasik dan Aliran Administrasi Klasik.
1)      Aliran Saintifik Klasik (Classical Scientific School)
Aliran ini muncul akibat adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penekanannya pada bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan dengan cara menguji bagaimana sesungguhnya proses kerja dilakukan serta keahlian apa yang dibutuhkan oleh pekerja dalam proses kerja tersebut. Dan tokoh-tokoh yang berperan  didalamnya adalah Frederick Taylor, Henry Gantt, Frank dan Lillian Gilbreth.
2)      Aliran Administrasi Klasik (Classical Administrative School)
Aliran Administrasi Klasik ini berkonsentrasi pada organisasi secara keseluruhan. Penekanannya lebih pada bagaimana menciptakan prinsip-prinsip manajerial daripada cara-cara kerja yang baru. Tokoh-tokoh yang berperan didalamnya adalah Max Weber, Henri Fayol, Mary Parker Follett, dan Chester Irving Barnard.[2]
b.      Aliran Manajemen Perilaku
Penekanan pemikiran manajemen pasca aliran klasik ada di seputar interaksi dan motivasi individu di dalam organisasi. Pemikiran di era aliran manajemen ini dikembangkan oleh Hugo Munsterberg yang tertuang dalam buku karyanya, Psicology and Industrial Efficiency (1916). Pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas. Peranan psikologi dalam manajemen untuk meningkatkan produktivitas organisasi secara efektif, efisien dan optimal meliputi tiga hal :
1)      Penemuan orang yang memiliki sikap mental yang cocok dengan pekerjaan
2)      Penemuan kondisi psikologis agar hasil yang dicapai memuaskan
3)      Perlu ditemukan cara atau metode yang bisa digunakan untuk mempengaruhi pekerjaan agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya.[3]
Dalam perkembangannya motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam manajemen. Ia dapat didefinisikan sebagai pembuat seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat. Sebuah motivasi bagi seorang manajer adalah tugas untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat.
Selain Hugo Munsterberg, Elton Mayo dan Max Weber termasuk dalam pakar-pakar yang mengikuti aliran ini.
c.       Aliran Manajemen Kuantitatif
Aliran manajemen kuantitatif adalah hasil dari riset manajemen yang diadakan selama Perang Dunia II. Pada saat Perang Dunia II, matematikawan, fisikawan, serta ilmuwan ilmu-ilmu pasti lainnya menggabungkan diri ke dalam bidang kemiliteran untuk melawan aliansi Jerman, Jepang, dan Italia. Pendekatan kuantitatif atas manajemen melibatkan penggunaan teknik-teknik kuantitatif matematika seperti statistik, model informasi, dan simulasi komputer untuk memprediksi proses pembuatan keputusan. Aliran ini memiliki beberapa cabang.
1)      Manajemen Sains
2)      Manajemen Operasi
3)      Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d.      Aliran Manajemen Kontijensi (Situasional)
Aliran ini muncul sebagai hasil riset tahun 1960-an dan 1970-an dan sekaligus merupakan reaksi penolakan atas aliran saintifik. Riset-riset tersebut fokus pada faktor-faktor situasional yang mempengaruhi struktur dan gaya kepemimpinan organisasi di aneka situasi berbeda.
e.       Aliran Manajemen Kualitas (Quality School of Management)
Aliran Manajemen Kualitas adalah konsep menyeluruh seputar leading dan operating suatu organisasi. Yang dimaksudkan untuk meningkatkan performa kerja organisasi secara terus-menerus dengan fokus pada customer. Dengan kata lain, Manajemen Kualitas fokus pada bagaimana cara mengorganisasi secara total untuk menciptakan pelayanan terbaik pada pelanggan.[4]
Munculnya aliran-aliran tersebut pada perkembangan pemikiran manajemen, ditandai dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiyah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika, dan Henri Fayol di Perancis, yang dimulai pada tahun 1886.

2.      Bapak Ilmu Manajemen
Dalam ilmu manajemen F.W. Taylor adalah Bapak Gerakan Manajemen “ Bapak Scientific Management” karena ialah yang pertama kali mengemukakan idenya tentang manajemen dengan cara yang serba system ( menggunakan manajemen dengan metode-metode ilmu pengetahuan ).[5]
Pada ilmu manajemen ini terdapat pakar-pakar yang memikirkan dan mengembangkan dalam bidang tertentu dan berperan dalam pengembangan ilmu manajemen tersebut, diantaranya adalah:

a.    Henri Fayol (l916)              : Bapak Theori Administrasi Modern
b.   Robert Owen (1828)           : Bapak Manajemen Kepegawaian
c.    Charles Babbage(1839)      : Bapak Komputer
d.   Hugo Munsterberg (1916)  : Bapak Psikologi Industri[6]
3.      Teori Manajemen Modern
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa praktik manajemen sudah berlangsung di era prasejarah, tetapi studi manajemen yang sistematis masih relatif baru. Manajemen sebagai salah satu bidang dari studi akademis merupakan produk yang sangat esensial pada abad kedua puluh.
Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen Operasi). Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku. manusia dan sistem sosial.[7] Pada awal pertumbuhan dan perkembangan budaya, manajemen merupakan sesuatu yang dipelajari lewat lisan dan proses mencoba, bukan dipelajari di sekolah, dibaca dan tertulis didalam buku teks. Juga, tidak berdasarkan pada teori dan pengalaman.
Di era teknik teori mencetakan modern dan media elektronika, ribuan ahli teori manajemen dan praktisi sudah meringkas dan memadatkan serta dimuat di beberapa buku teks, jurnal periodic, monograf-monograf riset, beberapa microfilm, video, tape audio, computer dan berbagai hardisk. Hal ini memudahkan bagi para manajer, pelaku bisnis, peneliti, periset, mahasiswa dan profesi lainnya untuk menimba pengalaman pada teori yang diaplikasikan kedalam usaha yang faktual.
Perkembangan ilmu manajemen ini juga bertujuan untuk membawa pada perubahan, yaitu perubahan disuatu sisi untuk memperbaiki kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan disisi lain, mengupayakan perubahan perilaku pekerja/ profesi untuk meningkatkan produktivitasnya. Tetapi perubahan ini harus dilakukan dengan cara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai hal agar manfaat yang ditimbulkan oleh perubahan harus lebih besar daripada beban kerugian yang harus ditanggung.[8]
4.      Pionir-Pionir Manajemen
a.       Frederick Winslow Taylor
Bapak Gerakan Manajemen Ilmiyah, pionir pertama yang mengemukakan idenya tentang manajemen dengan cara yang serba sistem ( menggunakan manajemen dengan metode-metode ilmu pengetahuan ).
b.      Henry Fayol
Bapak Teori Administrasi Modern, pengembang pertumbuhan pemikiran manajemen operasional modern lewat karya tulisnya Administration Industrielle et Generale ( Administrasi Industri pada Umumnya, 1916 ).
c.       Robert Owen (1771-1858)
Bapak Manajemen Kepegawaian Modern, karena pemikiran manajemen yang dikembangkan tentang semua hal yang berkenaan dengan kepegawaian. Dan juga pengembang pemikiran perlunya Sumber Daya Manusia.[9]
d.      Charles Babbage (1792-1871)
Bapak Komputer, karena pemikirannya tentang perlunya pembagian kerja dan penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi.
e.       Hugo Munsterberg
Bapak Psikologi Industri, karena ia telah mengembangkan pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas.[10]
f.       James Watt dan M.R. Boulton
Pengembang pemikiran teknik-teknik manajerial dan manajemen kepagawaian.
g.      Gant, Frank B. Gilbert dan Lilian Gilbert
Pakar-pakar pengikut F.W. Taylor yang mengembangkan pemikiran manajemen ilmiah dengan ilmu pengetahuan.[11]
h.      James D. Money dan Chester Barnard
Pakar ekonomi sebagai pengikut Henry Fayol yang menuangkan pemikiran manajemen dengan teori sistem.
i.        Max Weber dan Elton Mayo
Pakar yang mengetengahkan hubungan antarumat manusia dan mengemukakan teori birokrasi, sebagai pengikut Hugo Munsterberg.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari F.W. Taylor dan berkembang dengan pemikiran-pemikiran para pakar pada bidang-bidang tertentu guna mewujudkan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen. Dan mengembangkan teori pengelolaan organisasi yang mendasari manajemen yang efektif.
Pada dasarnya manajemen terbentuk atas beberapa faham dan aliran yang dikembangkan agar mudah dipahami oleh manusia dan dapat dijalankan pada kehidupan pribadi maupun organisasi.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, dan memadukan antar aliran dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapi.


DAFTAR PUSTAKA

Frinces, Z. Heflin, Manajemen Konsep Membangun Sukses, Jogjakarta: Mida Pustaka, 2008
Nasution, M. Nur, Manajemen Perubahan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992
Zuhri, Menejemen (Beberapa Masalah Pokok), Semarang, 1987


[3]  Dr. Z. Heflin Frinces, BSc, MSc.Soc, MA, Manajemen Konsep Membangun Sukses, Jogjakarta, 2008, hlm. 83
[4] http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/perkembangan-pemikiran-manajemen.html
[5] Drs. H. Zuhri I.M., Manajemen ( Beberapa Masalah Pokok ), Semarang, 1987, hlm. 37
[6] Dr. Z. Heflin Frinces, BSc, MSc.Soc, MA, Manajemen Konsep Membangun Sukses, Jogjakarta, 2008, hlm. 80-83
[8]  Drs. M. Nur Nasution, M.Sc., APU., Manajemen Perubahan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 6
[10] Dr. Z. Heflin Frinces, BSc, MSc.Soc, MA, Manajemen Konsep Membangun Sukses, Jogjakarta, 2008, hlm. 83
[11] Dr. H. B. Siswanto, M.Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 33


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS-TUGAS PENYULUH DALAM PROSES KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang         Di era sekarang ini, pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanak...